Sabtu, 01 Desember 2012

Effek Kondom

Dalam perjalanan ke rumah pacarnya, Yudas mampir ke toko obat dan membeli sebiji kondom.

Dengan riang dia bercerita kepada pemilik toko bahwa sebentar lagi dia akan makan malam di rumah pacarnya.



» "Bapakkan tahu sendiri, biasanya setelah itu ada kelanjutannya".
katanya sambil menyeringai.

Kondompun berpindah tangan.

Baru beberapa langkah ke luar dari toko, Yudas masuk kembali.

» "Saya minta satu lagi, soalnya adik pacar saya juga cantik dan agak genit. Saya rasa dia juga naksir saya. Siapa tahu malam ini saya mujur...". Katanya, dan kondom keduapun berpindah tangan.


Hanya berselang beberapa menit setelah meninggalkan toko, Yudas kembali masuk dan minta tambahan satu kondom lagi sambil berkata ke pemilik toko obat itu:


» "Begini, ibunya juga tak kalah sexy. Penampilannya jauh lebih muda dari usianya. Kalau dia duduk di depan saya, dia selalu menyilangkan kaki. Saya yakin dia juga tak keberatan kalau saya dekati...".


Dengan berbekal tiga kondom, Yudas berkendara ke rumah pacarnya sambil bersiul-siul.


Setibanya disana, sajian makanan sudah siap. Pacar Yudas, adik dan ibunya sudah menunggu. Yudas pun langsung bergabung. Mereka menunggu sang ayah.


Begitu sang ayah masuk ke ruang makan, Yudas langsung menundukkan kepala dalam-dalam dan mulai memimpin doa tanpa diminta.


Yang lain ikut menundukkan kepala dan satu menit berlalu. Yudas nampaknya makin khusuk berdoa.


Dua menit berlalu, Yudas terus komat-kamit, cukup panjang untuk sebuah doa sebelum makan.


Pada menit kelima, pacarnya

menyenggol kakinya dan berbisik,
» "Saya baru tahu kalau kamu ternyata sangat religius".

Sambil terus menunduk, Yudas menjawab dengan suara hampir menangis:

» "Saya juga baru tahu kalau ayah kamu ternyata pemilik toko obat di dekat rumahku..."

Tidak ada komentar: